Jumat, 25 November 2011

Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum


a.       Prinsip Relevansi
Kurikulum merupakan rel-nya pendidikan untuk membawa siswa agar dapat hidup sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta mebekali siswa baik dalam bidang pegetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Oleh sebab itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disusun dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat. Inilah yang diebut dengan prinsip relevansi. (Wina Sanjaya,2010:39)
Ada dua macam relevansi, yaitu relevansi internal dan relevansi eksternal, relevansi internal adalah bahwa kurikulum harus memiliki keserasian antara komponen-komponennya, yaitu keserasian antara tujuan yang harus dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh siswa, strategi atau metode yang digunakan serta lata penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan. Relevansi internal ini menunjukkan keutuhan suatu kurikulum.
Relevansi eksternal berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi, dan proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Ada 3 macam relevansi eksternal dalam pengembangan kurikulum. Pertama, relevan dengan lingkungan hidup peserta didik. Artinya, proses pengembangan dan penetapan isi kurikulum hendaklah disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar siswa. Contohnya, untuk sekolah yang berada didaerah pantai, perlu diperkenalkan bagaimana kehidupan di pantai, seperti tambak, kehidupan nelayan, pembibitan udang, dan lain sebagainya. Kedua, relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang maupun masa yang akan datang. Artinya, isi kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang berkembang. Selain itu juga apayang diajarkan kepada sisaharus bermanfaat untuk kehidupan siswa pada waktu yang akan datang. Ketiga,  relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan, artinya bahwa apa yang diajarkan disekolah harus mampu memenuhi tuntutan dunia kerja.
b.      Prinsip Fleksibelitas
Kurikulum harus bersifat lentur atau fleksibel. Artinya, kurikulum itu harus sesuai dengan kondisi yang ada. Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan sulit diterapkan (Wina Sanjaya,2010:56). Prinsip fleksibel memiliki dua sisi . Pertama, fleksibel bagi guru, yang arinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada. Kedua, fleksibel bagi siswa,artinya kurikulum harus menyediakan berbagai kemungkinan  program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa.
c.       Prinsip Kontinuitas
Prinsip ini mengandung pengertian bahwa perlu dijaga saling keterkaitan dan kesinambungan antara materi pelajaran berbagai jenjang dan jenis program pendidikan. Prinsip ini sangat penting bukan hanya untuk menjaga agar tidak terjadi pengulangan materi pelajaran yang memungkinkan program pengajaran tidak efektif dan efisien, akan tetapi juga untuk keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran pada jenjang pendidikan tertentu. Maka perlu ada kerja sama antara pengembang kurikulum pada setiap jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA dan Perguruaan Tinggi) (Wina Sanjaya,2010:41)
d.      Efektifitas
Walaupun kurikulum harus mudah, sederhana, dan murah tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik secara kuantitas maupun kualitas. Pengembangan suatu kurikulum tidak dapat dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan. Perencanaan di bidang pendidikan juga merupakan bagian yang dijabarkan dari kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dibidang pendidikan. Keberhasilan kurikulum akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
Terdapat dua sisi efektifitas dalam pengembangan kurikulum (Wina Sanjaya,2010:41). Pertama, efektivitas berhubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas implementasi kurikulum di dalam kelas. Efektifitas berhubungan dengan guru berhubungan dengan keberhasilan mengimplementasikan program sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Kedua, efektifitas kegiatan siswa berhubungan dengan sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditentukansesuai dengan jangka waktu tertentu.
e.       Efisiensi
Prinsip efeisiensi berhubungan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, suara, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh. Kurikulum memiliki tingkat efisiensi yang tinggi apabila dengan sarana yang minimal dan waktu yang terbatas dapat memperoleh hasil yang maksimal. Berapapun bagus dan idealnya kurikulum manakala menunutut peralatan, sarana dan prasarana yang sangat khusus serta mahal pula harganya, maka kurikulum itu tidak praktis dan sukar dilaksanakan. Kurikulum harus dirancang untuk dapat digunakan dalam segla keterbatasan. (Wina Sanjaya,2010:56)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar