Sabtu, 26 November 2011

Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum

Seperti yang telah diketahui bahwa kurikulum memiliki dua sisi yang sama pentingnya, yakni kurikulum sebagai dokumen dan kurikulum sebagai implementasi. Sebagai sebuah dokumen kurikulum berfungsi sebagai pedoman guru dan kurikulum sebagai implementasi adalah realisasi dari pedoman tersebut dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Jadi, dengan demikian kurikulum sebagai sebuah dokumen dengan proses pembelajaran sebagai implementasi dokumen tersebut merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan, keduanya salaing meng-ada dan meniada-kan ada. kurikulum pasti ada pembelajaran dan ada pembelajaran ada juga kurikulum. (Wina Sanjaya,2010:27)
Guru merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi kurikulum. Bagaimanapun idealnya suatu kurikulum tanpa ditunjang oleh kemampuan guru untuk mengimplementasikannya, maka kurikulum tidak akan bermakna sebagai alat pendidikan; dan sebaliknya pembelajaran tanpa kurikulum sebagai pedoman tidak akan efektif. Dengan demikian peran guru dalam menngimplementasikan kurikulum memegang posisi kunci. Dalam proses pengembangan kurikulum peran guru lebih banyak dalam tataran kelas. Murray Printr (1993) (Wina Sanjaya,2010:28 )mencatat peran guru dalam level ini adaah sebagai Implementer, adapters, developers, dan researchers.
Pertama guru berperan sebagai implementer,  guru berperan untuk mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada. Dalam melaksanakan perannya guru hanya menerima berbagai kebujakan perumus kurikulum. Pada fase sebagai implementator kurikuum, peran guru dalam pengembangan kurikulum sebatas hanya menjalankan kurikulum yang telah disusun. Manakala kita lihat, sampai sebelum terjadinya reformasi pendidikan di Indonesia, guru-guru kita dalam pengembangan kurikulum  hanya sebagai implementator berbagai kebijakan kurikulum yang dirancang terpusat, yakni Garis-garis Besar Program Pngajaran(GBPP)
Kedua,  peran guru sebagai adapter,  lebih dari hanya sebagai pelaksana kurikulum, akan tetapi juga sebagai penyelaras kurikulum dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan kebutuhan daerah. Dalam fase ini guru diberi kewenangan untuk menyesuaikan kurikulum yang sudah ada dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan lokal. Dalam kebijakan tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP), misalnya para perancang kurikulum hanya menentukan standar isi sebagai standar minimal yang harus dicapai, bagaimana implementasinya,  kapan waktunya, dan hal-hal teknis lainnya seluruhnya ditentukan oleh guru. Dengan demikian peran guru sebagai adapter lebih luas dibandingkan dengan peran guru sebagai implementers.
Ketiga, peran guru sebagai pengembang kurikulum, guru memiliki kewenangan dalam mendeisain sebuah kurikulum. Guru bukan saja dapat menentukan tujuan dan isi pelajaran yang akan disampaikan, akan tetapi juga dapat menentukan strategi apa yang harus dikembangkan serta bagaimana mengukur keberhasilannya. Sebagai pengembang kurikulum sepenuhnya guru dapat menyusun kurikulum sesuai dengan karakteristik, visi dan misi sekolah, serta esuai dengan pengalaman belajar yang dibutuhkan oleh siswa. Pelaksanaan peranan ini dapat kita ihat dalam pengembangan kurikulum muatan lokal(Mulok) sebagai bagian dari struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP). Pengembangan kurikulum muatan lokal, sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing tiap satuan pendidikan. 
Keempat, sebagai fase terakhir adalah peran guru sebagai peneliti kurikulum (curriculum researcher). Peran ini dilaksanakan sebagai bagian dari tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Dalam pelaksanaan peran guru sebagai peneliti, guru memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai komponen kurikulum, misalnya menguji bahan-bahan kurikulum, menguji efektifitas program, menguji strategi pembelajaran dan lain sebagainya termasuk mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai target kurikulum. Salah satu metode yang dianjurkan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Melalui PTK, guru berinisiatif melakukan penelitian sekaligus melaksanakan tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga tidak hanya menambah wawasan guru dalam melaksanakan tugas profesionlinya, akantetap juga secara terus-menerus guru dapat meningkatkan kualitas kinerjanya.

4 komentar: